Buah yang tertulis dalam Kitab Suci Taurat, Zabur, Injil, dan Al Qur'an - Surat Attiin
Wahana Plasma Nutfah - Nabi Muhammad SAW bersabda, "sekiranya aku katakan, sesungguhnya buah yang turun dari surga, maka aku katakan inilah buahnya (pohon tin), sesungguhnya buah surga tiada keraguan". (Hadits riwayat Abu Darba Suyuti).
Keterkaitan Dengan Literatur
Pohon Ara (Tin/Fiq) merupakan pohon ketiga yang disebutkan dalam Alkitab Ibrani atau Perjanjian Lama, setelah "pohon kehidupan" dan "pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat" (kejadian 3, ulangan 8, mathius 21 dan 24, markus 11 dan 13, lukas 21).
Dalam Alkitab (bab Kitab Kejadian) disebutkan bahwa Adam dan Hawa menutup diri mereka dengan daun Ara (Tin/Fiq) (kejadian 3:7) setelah memakan "buah terlarang" dari pohon Pengetahuan Baik dan Jahat. Penggunaan daun Ara (Tin/Fiq) sebagai pelindung atau perisai kesopanan telah menjadi bahasa seni. Penggambaran tersebut telah lama digunakan dalam lukisan dan patung sebagai penutup alat kelamin pada penggambaran tokoh yang telanjang (seringkali ditambahkan oleh kolektor atau peserta pameran seni kuno setelah karya asli selesai).
Disebutkan juga dalam Kutipan Alkitab bahwa "penggambaran perdamaian dan kemakmuran pada setiap orang ditunjukkan dengan gambar orang yang dilindungi oleh pohon Anggur dan pohon Ara" (Raja-raja 4:25).
Dalam mitologi Yunani, diceritakan bahwa suatu saat Dewa Apollo mengirim burung gagak untuk mengambil air dari sungai. Dalam perjalanan, Gagak melihat pohon Ara (Tin/Fiq) dan tergoda oleh buah tersebut, sehingga dia rela menunggu buah Ara (tin/Fiq) menjadi matang. Dia tahu bahwa dia akan terlambat melayani Dewa Apollo yang membutuhkan air tersebut dan bahwa atas terjadinya keterlambatan tersebut akan menyebabkan hukuman.
Dalam Aristophanes "Lysistrata" disebutkan bahwa seorang wanita begitu membanggakan tentang "kurikulum ritus inisiasi saat menjadi seorang wanita dewasa" (Lys 641-7). Seperti prestasi terakhir sebelum menikah dan digambarkan ketika dia sudah menjadi gadis kecil yang sempurna, dia melahirkan keranjang sebagai kanephoros dan menggunakan kalung buah Ara (Tin/Fiq) kering.
Buah Ara (Tin/Fiq) juga berhubungan dengan kewanitaan (karena munculnya bagian dalam buah) dan penghinaan. Kata penjilat sebenarnya berarti yang menunjukkan buah Ara (Tin/Fiq) (berasal dari kata Yunani) dan digunakan di Athena kuno sebagai julukan buruk (penjilat) bagi mereka yang melakukan pelanggaran terhadap ekspor atau mencuri buah Ara (Tin/Fiq) suci baik dalam masa kelaparan atau pada kesempatan lain (Phrtarch, life of Solon 24, 2). Buah Ara (Tin/Fiq) dari Attica sangat berharga dan merupakan komoditas ekspor utama. Akibatnya, Athena telah memutuskan bahwa bisnis Ara (Tin/Fiq) sangat menguntungkan.
Pohon Ara (Tin/Fiq) telah menjadi tanaman pangan penting selama ribuan tahun yang lalu dan dipercaya memiliki manfaat yang banyak sebagai makanan sehari-hari. Penemuan Subfossil buah Ara (Tin/Fiq) dari jenis parthenocarpic (tahun 9400 - 9200 SM) di desa Neolitikum Gilgal I (lembah Yordania, 13 Km sebelah utara Yerikho) menunjukkan bahwa Ara / Tin merupakan salah satu tanaman yang pertama dibudidayakan karena dapat dimakan oleh manusia, sebelum gandum, barley dan kacang-kacangan.
Diskripsi
Kerajaan : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliophyta
Ordo : Rosales
Famili : Moraceae
Genus : Ficus
Subgenus : Ficus
Species : F. carica
Ada sekitar 700 varian, varian yang sudah dikenal di dunia sekita 50 jenis (Alma, Brown Turki, Celeste, Green Jordan, Tiger Israel, Black dan White Italia, Red, Purple, Blue, dll).
Tumbuh di Asia Barat, mulai dari pantai Balkan hingga Afganistan. Sekarang juga dibudidayakan di Australia, Cilli, Argentina, Amerika Serikat. Tin tumbuh di rentang alam di Iran dan Utara India, dan juga seluruh wilayah Mediterania dan daerah-daerah lain di dunia dengan iklim yang sama.
Budidayanya sangat mudah dan memiliki range iklim maupun attitude yang lebar, terutama di Indonesia. Menyukai tanah kering dan tahan sinar matahari, bahkan lebih baik pertumbuhan bila di tempat terbuka. Tahan terhadap kekeringan dan suhu dingin sampai 90 derajat Celcius.
Habitus berupa pohon, besar dan dapat tumbuh hingga lebih 10 m dengan batang lunak berwarna abu-abu. Daunnya cukup besar dan berlekuk dalam, 3 atau 5 cuping.
Tanaman ini sudah bisa berbuah antara umur 4-6 bulan, buah pertama tidak sebaik buah berikutnya. Untuk mendapatkan buahnya harus memiliki pohon jantan dan pohon betina. Pohon jantan (caprifiguier) merupakan tempat penampungan lebah pembuah dan digunakan untuk berkembang biak lebah sehingga buahnya tidak bisa dimakan manusia. Pohon betina (fiquier domestique) menerima lebah yang membawa benih pembuahan pada buah-buah Tin betina dan menghailkan buah Tin yang matang dan enak dimakan.
Perbanyakan Tanaman
Cara mencangkok
Kupas bagian lunak dari kulit dan hilangkan bagian kambiumnya, hingga pada bagian kayu yang mengeras sekitar 15-25 cm (6-10 inci) dari tunas muda yang sudah tumbuh dengan campuran tanah berpasir dan dijaga kelembabannya. Ketika sudah tumbuh akar, dapat dipelihara / dipindahkan ke media polibag dan ditempatkan di bawah naungan agar tidak banyak penguapan. Setelah bertunas, baru dipindahkan ke tempat yang banyak terkena sinar matahari secara langsung agar pertumbuhannya lebih optimal (minimal 70% terkena sinar matahari).
Cara Propagasi
Rundukkan cabang yang lebih tinggi, kulit dikelupas pada salah satu sisinya, dibiarkan kering dulu, lalu ditundukkan hingga mencapai tanah dan ditimbun. Setelah keluar akar, tanaman baru dapat dipisahkan dari induknya dan siap ditanam di tempat lain.
Pemanfaatan Bagian Tanaman
Daunnya, baik daun tua maupun yang telah gugur dapat diproses menjadi minuman (teh Tin), baik teh tubruk maupun teh celup, serta minuman dalam kemasan. Rasanya khas dan memiliki khsiat besar bagi kesehatan.
Cara pembuatan teh daun Tin (Ara/Fiq)
Disebutkan juga dalam Kutipan Alkitab bahwa "penggambaran perdamaian dan kemakmuran pada setiap orang ditunjukkan dengan gambar orang yang dilindungi oleh pohon Anggur dan pohon Ara" (Raja-raja 4:25).
Dalam mitologi Yunani, diceritakan bahwa suatu saat Dewa Apollo mengirim burung gagak untuk mengambil air dari sungai. Dalam perjalanan, Gagak melihat pohon Ara (Tin/Fiq) dan tergoda oleh buah tersebut, sehingga dia rela menunggu buah Ara (tin/Fiq) menjadi matang. Dia tahu bahwa dia akan terlambat melayani Dewa Apollo yang membutuhkan air tersebut dan bahwa atas terjadinya keterlambatan tersebut akan menyebabkan hukuman.
Dalam Aristophanes "Lysistrata" disebutkan bahwa seorang wanita begitu membanggakan tentang "kurikulum ritus inisiasi saat menjadi seorang wanita dewasa" (Lys 641-7). Seperti prestasi terakhir sebelum menikah dan digambarkan ketika dia sudah menjadi gadis kecil yang sempurna, dia melahirkan keranjang sebagai kanephoros dan menggunakan kalung buah Ara (Tin/Fiq) kering.
Buah Ara (Tin/Fiq) juga berhubungan dengan kewanitaan (karena munculnya bagian dalam buah) dan penghinaan. Kata penjilat sebenarnya berarti yang menunjukkan buah Ara (Tin/Fiq) (berasal dari kata Yunani) dan digunakan di Athena kuno sebagai julukan buruk (penjilat) bagi mereka yang melakukan pelanggaran terhadap ekspor atau mencuri buah Ara (Tin/Fiq) suci baik dalam masa kelaparan atau pada kesempatan lain (Phrtarch, life of Solon 24, 2). Buah Ara (Tin/Fiq) dari Attica sangat berharga dan merupakan komoditas ekspor utama. Akibatnya, Athena telah memutuskan bahwa bisnis Ara (Tin/Fiq) sangat menguntungkan.
Pohon Ara (Tin/Fiq) telah menjadi tanaman pangan penting selama ribuan tahun yang lalu dan dipercaya memiliki manfaat yang banyak sebagai makanan sehari-hari. Penemuan Subfossil buah Ara (Tin/Fiq) dari jenis parthenocarpic (tahun 9400 - 9200 SM) di desa Neolitikum Gilgal I (lembah Yordania, 13 Km sebelah utara Yerikho) menunjukkan bahwa Ara / Tin merupakan salah satu tanaman yang pertama dibudidayakan karena dapat dimakan oleh manusia, sebelum gandum, barley dan kacang-kacangan.
Diskripsi
Kerajaan : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliophyta
Ordo : Rosales
Famili : Moraceae
Genus : Ficus
Subgenus : Ficus
Species : F. carica
Ada sekitar 700 varian, varian yang sudah dikenal di dunia sekita 50 jenis (Alma, Brown Turki, Celeste, Green Jordan, Tiger Israel, Black dan White Italia, Red, Purple, Blue, dll).
Tumbuh di Asia Barat, mulai dari pantai Balkan hingga Afganistan. Sekarang juga dibudidayakan di Australia, Cilli, Argentina, Amerika Serikat. Tin tumbuh di rentang alam di Iran dan Utara India, dan juga seluruh wilayah Mediterania dan daerah-daerah lain di dunia dengan iklim yang sama.
Budidayanya sangat mudah dan memiliki range iklim maupun attitude yang lebar, terutama di Indonesia. Menyukai tanah kering dan tahan sinar matahari, bahkan lebih baik pertumbuhan bila di tempat terbuka. Tahan terhadap kekeringan dan suhu dingin sampai 90 derajat Celcius.
Habitus berupa pohon, besar dan dapat tumbuh hingga lebih 10 m dengan batang lunak berwarna abu-abu. Daunnya cukup besar dan berlekuk dalam, 3 atau 5 cuping.
Tanaman ini sudah bisa berbuah antara umur 4-6 bulan, buah pertama tidak sebaik buah berikutnya. Untuk mendapatkan buahnya harus memiliki pohon jantan dan pohon betina. Pohon jantan (caprifiguier) merupakan tempat penampungan lebah pembuah dan digunakan untuk berkembang biak lebah sehingga buahnya tidak bisa dimakan manusia. Pohon betina (fiquier domestique) menerima lebah yang membawa benih pembuahan pada buah-buah Tin betina dan menghailkan buah Tin yang matang dan enak dimakan.
Perbanyakan Tanaman
Cara mencangkok
Kupas bagian lunak dari kulit dan hilangkan bagian kambiumnya, hingga pada bagian kayu yang mengeras sekitar 15-25 cm (6-10 inci) dari tunas muda yang sudah tumbuh dengan campuran tanah berpasir dan dijaga kelembabannya. Ketika sudah tumbuh akar, dapat dipelihara / dipindahkan ke media polibag dan ditempatkan di bawah naungan agar tidak banyak penguapan. Setelah bertunas, baru dipindahkan ke tempat yang banyak terkena sinar matahari secara langsung agar pertumbuhannya lebih optimal (minimal 70% terkena sinar matahari).
Cara Propagasi
Rundukkan cabang yang lebih tinggi, kulit dikelupas pada salah satu sisinya, dibiarkan kering dulu, lalu ditundukkan hingga mencapai tanah dan ditimbun. Setelah keluar akar, tanaman baru dapat dipisahkan dari induknya dan siap ditanam di tempat lain.
Pemanfaatan Bagian Tanaman
Daunnya, baik daun tua maupun yang telah gugur dapat diproses menjadi minuman (teh Tin), baik teh tubruk maupun teh celup, serta minuman dalam kemasan. Rasanya khas dan memiliki khsiat besar bagi kesehatan.
Cara pembuatan teh daun Tin (Ara/Fiq)
- Petik daun tin yang sudah tua, kira-kira daun ke-5 dan seterusnya dari pucuk.
- Tiriskan getah yang masih terdapat pada daun tin dengan cara menyandarkan daun dengan batang menghadap ke bawah sampai kurang lebih 1 jam di tempat teduh (tahap ini harus menghindari sinar matahari secara langsung).
- Jangan sampai getah yang menetes mengenai daun secara langsung.
- Cuci daun dengan air mengalir lalu tiriskan.
- Jemur daun di tempat yang terkena sinar matahari secara penuh.
- Cek kondisi daun setelah dijemur selama 3 jam, jika sebagian besar sudah bisa diremas dan hancur, potong tangkai daun sampai sebatas pangkal daun.
- Jemur kembali sampai benar-benar kering dan dapat diremas daunnya hingga hancur, buang urat daun yang tidak hancur.
- Daun teh siap dikonsumsi
- Bila daun kena getah proses gagal
- Bila daun yang dijemur kehujanan, proses gagal
- Seduhan teh daun Tin sebaiknya tidak dicampur gula, andai dengan gula, gunakan gula batu / gula aren
- Jangan aduk seduhan dengan sendok logam, gunakan sendok plastik atau sendok kayu
- Ambil 1 sendok makan teh daun Tin
- Seduh dengan air panas, lalu tutup
- Aduk teh dengan menggunakan sendok plastik atau kayu, jangan menggunakan sendok besi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar